Chaplin (1995) penerimaan sosial
adalah pengakuan dan penghargaan terhadap nilai-nilai individual. Individual
yang mendapatkan penerimaan sosial akan merasa mendapatkan pengakuan dan
penghargaan dari individu lain atau kelompok secara utuh.
Menurut
Rogers (1987) penerimaan masyarakat terhadap diri seseorang berperan dalam
mewujudkan penghargaan atau kenyamanan dalam diri seseorang. Penerimaan sosial
dapat diartikan sebagai bentuk penerimaan terhadap hal-hal tertentu atau
terhadap seseorang maupun kelompok.
Menurut Asher & Parker dalam
Andi Mappiere (1982), penerimaan sosial adalah suatu keadaan
dimana individu itu disukai dan diterima oleh teman lain didalam lingkungan,
dan setiap individu diterima oleh individu lain secara penuh dan penerimaan semacam
ini akan menimbulakan perasaan aman.
Andi Mappiere (1982) menjabarkan
seseorang diterima di dalam lingkungannya dipersepsikan menampilkan sikap-sikap
sebagi berikut :
a. Menghargai secara keseluruhan apa yang ada di dalam diri
individu tanpa syarat, pendapat atau penilaian. Lingkungan yang dimiliki
individu atau dengan kata lain keadaan individu diterima sepenuhnya.
b. Memandang sebagai orang yang berharga tanpa memandang
latar belakang atau keadaan individu.
c. Tidak memandang rendah. Lingkungan sosial percaya bahwa
individu memiliki keyakinan atas kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya.
d. Individu yang diterima tidak mendapatkan tekanan atau
memiliki kebebasan. Dengan kata lain individu akan merasakan bahwa
lingkungannya memberikan suatu independensi (mandiri).
Sedangkan menurut Hurlock (1997)
seseorang yang diterima oleh kelompok sosialnya akan menunjukan karakteristik
sebagai berikut :
a.
Merasa aman juga berada ditengah-tengah lingkungan.
Individu akan merasa nyaman ketika berada dilingkungan.
b. Dengan merasa diterima. Individu akan mendapatkan
indentitas diri dan mempunyai harga diri.
c.
Akan merasa bebas. Dalam arti individu tidak merasa
tertekan dan yakin bahwa kelompok menerima keadaanya.
d. Akan lebih sering terlibat dan bergaul dengan lingkungan.
Dalam arti individu akan lebih terbuka tentang keberadaannya, karena lingkungan
dapat menerima keadaan individu.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan Sosial
a.
Ciri Kepribadian
Tidak ada
seorangpun yang mempunyai kepribadian yang sepenuhnya positif disukai dan tidak
adanya segi negatif. Penerimaan sosial terjadi dari penilaian seseorang
terhadap orang lain pada kepribadiannya secara utuh. Biasanya seseorang dapat
diterima secara sosial karena ada karakter kepribadian yang menarik dan ini
akan mengimbangi karakter lainnya yang kurang baik.
b.
Ciri Non Kepribadian
Kesan pertama
seseorang ikut menentukan sejauh mana ia dapat diterima oleh lingkungan
sosialnya. Jika seseorang menunjukkan sikap positif maka ia akan menerima suatu
kelompok. Namun jika seseorang pada saat pertama sudah negatif maka ia akan
menolak suatu kelompok.
Sedangkan W.A. Gerungan (1996)
menyebutkan beberapa faktor yang mendasari seseorang diterima oleh orang lain
yaitu :
a.
Faktor Sugesti. Sugesti disini adalah keadaan individu
atau kelompok, baik datangnya dari diri sendiri maupun orang lain, yang pada
umumnya diterima tanpa adanya daya tarik. Sugesti merupakan suatu proses di
mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman
tingkah laku dari orang lain tanpa keritik terlebih dahulu, dan dikatakan pula
seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh
orang lain di luarnya.
b. Faktor Simpati. Simpati adalah perasaan tertariknya orang
yang satu terhadap orang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis, melainkan
berdasarkan penlilaian perasaan, bahkan orang dapat tiba-tiba merasa dirinya
tertarik kepada orang lain seakan-akan dengan sendirinya, dan tertariknya itu
bukan karena salah satu ciri tertentu, melainkan karena keseluruhan cara-cara
bertingkah laku orang tersebut.
kak boleh tau sumber bukuny ?? butuh buat bahan skripsi nii hehe
BalasHapusKak...refrensi nya?
BalasHapus